Pada tanggal 15 – 28 Maret yang lalu, rombongan mahasiswa dan dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bandar Lampung (UBL) baru saja selesai mengikuti rangkaian kegiatan International Workshop and Conference on Re-designing Kurozaki: Low Carbon High Rise City. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Institute of Low Carbon Design (AILCD) dari The University of Kitakyushu, Jepang dengan dihadiri peserta dari berbagai negara yaitu antara lain Jepang, Tiongkok, Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, Taiwan, Afghanistan, Kenya, Ethiopia, Pantai Gading, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk menciptakan tenaga pendidik, peneliti, dan praktisi yang dapat berkontribusi dalam membangun Low Carbon Society (masyarakat rendah karbon) dengan prinsip-prinsip antara lain: mengurangi emisi karbon di semua sektor kehidupan, menerapkan gaya hidup yang lebih sederhana tapi lebih berkualitas, dan menjaga keselarasan dengan lingkungan alam. Dari Indonesia selain UBL, mahasiswa dari Insititut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) juga berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Rombongan mahasiswa dan dosen UBL terdiri dari tiga orang mahasiswa yaitu Gilang Ramadhan Joni, Yoga Adi Wibowo, dan Annisa Nur Kartika Pitoyo yang didampingi oleh tiga orang dosen yaitu Haris Murwadi, Shofia Islamia Ishar, dan I.B. Ilham Malik. Tim mahasiswa datang terlebih dahulu karena mereka akan mengikuti kegiatan workshop desain selama dua minggu. Mereka tiba di Fukuoka Internasional Airport pada sore hari tanggal 15 Februari 2015 bersamaan dengan rombongan mahasiswa dari Filipina. Suhu musim dingin yang rendah ditambah dengan hembusan angin yang kuat menjadi “tantangan” mereka yang pertama. Namun semangat yang menggebu untuk menambah wawasan dan berkenalan dengan mahasiswa dari berbagai negara berhasil membuat mereka tetap tegar dan tersenyum pada saat foto bersama. Foto mahasiswa Arsitektur UBL bersama mahasiswa dari University of the Philippines Diliman, Filipina di Fukuoka Airport.
Dari bandara tidak ada waktu istirahat untuk mereka karena mereka langsung ditunggu di kampus Department of Architecture, Faculty of Environmental Engineering, The University of Kitakyushu di Hibikino, Kitakyushu untuk mengikuti acara Welcome Greetings. Pada acara ini mereka memperkenalkan diri masing-masing dan mendapat penjelasan tentang kegiatan workshop, ruang workshop, serta pembagian kelompok. Acara ini dihadiri pula oleh Prof. Hiroatsu Fukuda sebagai Head of Department of Architecture (Ketua Jurusan Arsitektur), serta Prof. Bart Dewancker dan Prof. Weijun Gao dari Asian Institute of Low Carbon Design (AILCD). Para peserta workshop AILCD pada saat Welcome Greetings.
Keesokan harinya tim mahasiswa UBL beserta peserta workshop lainnya diajak untuk mengunjungi area studi kasus dalam workshop tersebut yaitu area Kurosaki yang merupakan salah satu sub-pusat kota Kitakyushu. Pada kesempatan itu mereka berjalan kaki bersama kelompoknya masing-masing dan mulai melakukan survey untuk melihat dan mengenali permasalahan yang ada. Pada saat kunjungan ke Kurosaki.
Setelahnya para peserta workshop diajak juga untuk mengunjungi Sarakura Yama, gunung tertinggi di Kitakyushu, dimana dari puncaknya mereka bisa melihat pemandangan seluruh kota Kitakyushu dari atas. Namun sayangnya hari itu cuaca agak kurang mendukung karena puncak gunung tersebut sangat berkabut. Hari ketiga para peserta workshop secara resmi disambut oleh Prof. Yuji Ryu, selaku Dean of Faculty of Environmental Engineering (Dekan Fakultas Teknik Lingkungan) yang sekaligus juga membuka kegiatan workshop dan seminar internasional ini. Sore harinya mereka melakukan kunjungan ekskursi ke Ecotown Center, di Hibikinada. Di tempat ini mereka mendapat penjelasan tentang konsep industri daur ulang dan energi di Ecotown sekaligus mengunjungi fasilitas-fasilitas daur ulang dan kincir angin pembangkit tenaga listrik. Berdiskusi bersama Prof. Yuji Ryu.
Kegiatan workshop resmi dimulai.
Keesokan harinya kegiatan diskusi dan brainstorming di masing-masing kelompok workshop pun di mulai. Peserta mulai saling bertukar pikiran mengenai apa yang telah mereka amati saat kunjungan ke Kurosaki di hari sebelumnya. Peserta yang berasal dari beragam negara berusaha mengatasi tantangan dalam berkomunikasi dengan Bahasa Inggris atau pun dengan media gambar dan lain-lain. Perbedaan budaya dan kebiasaan menjadi suatu pengalaman yang menarik saat interaksi terjadi antar peserta. Ide-ide yang beraneka ragam pun bermunculan. Kegiatan diskusi dan brainstorming bersama kelompok workshop.
Hari berikutnya peserta workshop melakukan perjalanan ke Kitakyushu Environment Museum untuk mempelajari sejarah dan perjalanan transformasi kota Kitakyushu dari yang awalnya adalah termasuk salah satu kota dengan polusi udara dan air yang terparah di Jepang menjadi kota industri yang ramah lingkungan, hijau, dan dengan aliran sungai yang jernih. Kemudian tujuan berikutnya adalah Kitakyushu Ecohouse yang mana merupakan contoh rumah tinggal yang didesain dengan teknologi bangunan pintar dan hemat energi. Perjalanan hari itu ditutup dengan kunjungan ke Kitakyushu Municipal Museum of Art yang bangunannya dirancang oleh salah satu arsitek Jepang yang terkenal yaitu Arata Isozaki. Kitakyushu Municipal Museum of Art yang dirancang oleh Arata Isozaki.
Esoknya kembali peserta melakukan diskusi dan kerja kelompok untuk menyelesaikan solusi desain untuk Kurosaki. Pada hari itu juga peserta mengikuti kuliah dari Dr. Hidetoshi Nakagami dan Prof. Soichiro Kuroki. Kemudian pada hari Sabtu, tanggal 21 Februari 2015, diselenggarakan Mid-term Presentation (Presentasi Awal) untuk mengetahui progres kerja masing-masing kelompok workshop. Pada presentasi awal ini pun peserta mendapat komentar dan saran dari Prof. Bart Dewancker mengenai paparan mereka. Selanjutnya peserta diberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan proposal desain mereka. Pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2015, para peserta memaparkan hasil akhir desain masing-masing kelompok di hadapan para juri yang terdiri dari para profesor dan dosen dari Jepang, Tiongkok, Thailand, dan Indonesia. Total ada delapan tim yang mempresentasikan karya desain dengan konsepnya masing-masing. Ada banyak sekali ide-ide yang ditampilkan. Sebagai contoh konsep desain yang berjudul “Timeline (A Welcoming Kurozaki)”, yang disampaikan oleh salah satu kelompok dimana salah satu anggotanya adalah Yoga Adi Wibowo, mahasiswa Prodi Arsitektur UBL. Pada konsep ini ada tiga ide besar yaitu Kebudayaan (revitalisasi sungai dan budaya, pengembangan sungai, kanal dan plaza), Lingkungan Alami (area hijau, area eco-shopping), dan Eco-technology (bangunan rendah emisi karbon dan hemat energi). Suasana presentasi akhir.
Salah satu poster karya desain mahasiswa.
Setiap masing-masing kelompok selesai melakukan pemaparan selama 15 menit, para juri pun diperkenankan untuk bertanya atau pun sekedar berkomentar dan selanjutnya memberikan penilaian pada form yang disiapkan sebelumnya. Tim dosen-dosen dari UBL pun mendapat kesempatan memberikan penilaian sebagai juri tamu. Tiga orang mahasiswa UBL tersebar dalam tiga kelompok yang berbeda dan semuanya berhasil menyelesaikan konsep desain berikut pemaparannya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh para juri. Pembukaan sesi presentasi akhir oleh Prof. Weijun Gao.
Kemudian pada keesokan harinya yaitu hari Kamis, 26 Februari 2015 diselenggarakan kuliah umum yang menghadirkan salah satu pimpinan sekaligus principal architect dari NIKKEN SEKKEI Ltd., biro arsitek nomor satu di Jepang yaitu Tomohiko Yamanashi. Selepas kuliah umum barulah diumumkan hasil penilaian para juri atas karya desain peserta workshop. Dan hasilnya benar-benar membanggakan bagi civitas akademia UBL. Dua kelompok yang beranggotakan mahasiswa UBL berhasil meraih Honorary Mention (Juara Harapan), sementara satu kelompok juga beranggotakan mahasiswa UBL malah berhasil meraih Juara Kedua. Terlihat wajah ceria dari masing-masing mahasiswa UBL dan wajah bangga dari para dosen UBL saat berfoto bersama.
Yoga Adi Wibowo, mahasiswa Prodi Arsitektur UBL, menjadi anggota kelompok yang mendapat Juara Kedua.
Wajah-wajah bahagia delegasi dari UBL bersama Prof. Bart Dewancker dan Prof. Weijun Gao.
Setelah selesai kegiatan workshop masih ada satu lagi kegiatan yang tak kalah penting yaitu International Conference (Seminar Internasional) yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 27 Februari 2015. Pada seminar ini dipaparkan karya ilmiah dan hasil penelitian dari berbagai negara yang terbagi dalam tiga tema yaitu Energy and Environmental Technology (Energi dan Teknologi Lingkungan), Architectural Design (Desain Arsitektur), dan Urban Planning and Sustainable Development (Perencanaan Kota dan Pembangunan Berkelanjutan). Pada kesempatan ini tim dosen UBL kesemuanya mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karya ilmiahnya. Ditambah juga dengan satu orang mahasiswi Prodi Arsitektur UBL yaitu Annisa Nur Kartika Pitoyo yang mempresentasikan karya ilmiahnya. Kesemua tulisan mereka pun masuk dalam publikasi Journal of Asian Institute of Low Carbon Design (JAILCD). Foto bersama setelah selesai mempresentasikan paper bersama peneliti dari Afghanistan, Thailand, Jepang dan Kenya.
Demikianlah tulisan mengenai rangkaian kegiatan yang diikuti oleh rombongan dosen dari Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bandar Lampung. Sungguh merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk memperluas wawasan dan meraih prestasi. Semoga kedepannya kegiatan dan pencapaian seperti ini dapat terus dipertahankan. Maju terus Arsitektur UBL!